78. memulai kembali dari awal

1175 Kata

_Aku diam, tapi kepala dan hatiku saling berteriak_ “Mamah!” Arik mencari keberadaan wanita itu di kamarnya. “Mana Nadia?!” Mengedarkan pandangan mencari wanita itu, tapo sayangnya Nadia tidak ada di dalam kamar ibunya. Ina hanya seorang diri, duduk di tepian tempat tidur dengan satu tangannya memegangi tisu. Kedua matanya terlihat merah, jelas ia sudah menangis. “Nadia mana?” Tanya Arik lagi. “Nadia pulang.” Jawab Ina dengan suara lemah. “Kenapa Mamah biarkan dia pulang?!” “Karena Nadia ingin pulang. Mamah nggak bisa nahan dia.” Ina mengambil sesuatu dari dalam kantong pakaiannya. “Dia menitipkan ini untukmu.” Cincin pertunangan mereka yang kini sudah dilepas Nadia. “Nadia membatalkan pernikahan ini.” “Dan mamah setuju? Mamah nggak punya hak memutuskan apakah pernikahan ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN