Bersama kita mendaki usia, menapak detik-detik waktu. Berharap tetap saling merangkul dan sama melempar senyum. Tak cukupkah hadiah terindah dariku. Hingga kau lebih memilih melerai jemari dan melangkah pergi. Fiola menatap tubuh yang tergolek lemas. Tubuh yang memiliki paras sama dengannya. Hanya titik hitam pembeda di antara mereka, pembeda antara Fiola Mutiara dan Fiona Berlian. Matanya memanas seketika. Tak menyangka akan melihat seraut wajah yang biasa tersenyum riang kini menutup mata dengan napas pelan. Seolah kegelapan yang kini Fiona rasakan merupakan kedamaian dalam hidupnya. "Kamu tahu gak La, jika ingin tahu kita itu cantik apa gak, minta orang untuk menatap saat kita tertidur." Kamu salah Na, ini wajah terjelek kamu yang pernah aku lihat. Fiola tak bisa menahan bulir