Fiola penasaran dan berharap Dewa berbohong. Ia segera menemui dokter dan bertanya tentang kondisi ayahnya. Bahunya lemas saat mendengar vonis dokter sama dengan yang Dewa katakan. Dengan bahu lunglai Fiola keluar dari ruangan dokter. Dewa benar, ayahnya harus segera dioperasi. Jika tidak, maka nyawanya tidak akan tertolong. Wajah Fiola bahkan basah membayangkan Ayahnya meregang nyawa. Ponselnya berbunyi. Zayn? Ya Tuhan, aku lupa memberi kabar. Fiola segera menghapus basah pipinya dan menghembuskan napas sebelum mengangkat telepon. Ia tak ingin kekasihnya curiga. Ia tak ingin menambah beban pikiran kekasihnya. Zayn butuh konsentrasi untuk masalah besar di kantornya. "Hallo." "Fiola, bagaimana keadaan Ayahmu?" Terdengar suara berisik dari seberang sana. "Sudah membaik kok Zayn."