PART 101 - KESEMPATAN ITU PERNAH ADA.

1852 Kata

Dewa kembali memastikan jika ia tidak sedang bermimpi. Malam ini ia akan menghabiskan waktu bersama Fiola Mutiara. Di rumah ini, rumah yang seharusnya memang miliknya dan Fiola. Itulah sebabnya Dewa tak mau menunggu lebih lama lagi. Telapak tangan Dewa terulur membelai pipi Fiola yang halus. Membelai di sana, merasakan lembutnya kulit wajah Fiola. Merasakan setiap elusan punggung tangannya saat mendarat disana. Kilat di mata Dewa bahkan sudah terlihat. Sorot matanya sudah berbinar cerah. Mati-matian Fiola menahan napas. Rasa jijik bercampur menjadi satu. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa kan? Ia harus tahan akan semua perbuatan Dewa malam ini. Tak puas dengan satu tangan, kedua telapak tangannya bahkan sudah merangkum pipi Fiola. Menengadahkan wajah cantik itu ke hadapannya. "Hanya sat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN