Ami menatap atasannya dengan gusar. Seolah pekerjaannya yang selama ini ia terima masih kurang banyak diberikan oleh Zayn, kini otak Ami panas sekali oleh sikap sang atasan. Tidakkah cukup mengurusi harta Zayn saja, alih-alih masalah asmara atasannya yang tidak jelas juntrungannya. Andai ada kamus mengupas tuntas antara harta atasan dan asmara atasan, Ami akan rela membelinya. Tapi yang ada di pasar itu cuma harga atasan yang ceban tiga, plus bahannya pun panas di pakai. Astaga otaknya sudah traveling tidak pada tempatnya. "Pak, saya gak ngerti ya maksud Bapak itu apa?" Zayn seolah tidak mendengar keluhan di samping. "Pak, bapak dengar gak sih saya ngomong?" tanya Ami lagi dengan kesal maximal. Kini wajah Zayn terangkat. "Ya dengar dong, kamu kira saya budek." Tuhkan, bilang denga