Fiola masih tersenyum sambil membiarkan telapak tangannya digenggam Rafi hingga ke dalam ruangannya. Setelah meletakkan tas di atas mejanya, Fiola bergabung bersama Rafi di sofa. Membiarkan lelaki itu merangkul bahunya. Memberikan kecupan kecil di pipi dan puncak kepalanya. "La, kapan aku bisa ketemu kedua orang tuamu?" Rafi mengendus rambut kekasihnya, menenggelamkan kepalanya di sana. "Untuk apa bertemu dengan kedua orang tua aku?" goda Fiola dengan tersenyum. "Aku ingin cepat melamar kamu La." Mata mereka saling bersitatap. Terlihat tatapan putus asa yang Fiola lihat di sana. "Kamu tahu aku cinta sekali sama kamu." Telapak tangan Rafi terulur membelai pipi Fiola. Diluar sifat bajingannya yang kembali muncul saat bertemu masa lalunya, Rafi tidak berdusta jika sungguh menginginka