Rafi memandang ke arah jendela. Terlihat lampu berkelap-kelip memanjakan mata di luar sana. Suasana ibukota Jakarta malam ini terasa indah walau hanya berbentuk kelip lampu yang ada di gedung tinggi. Bagai hiasan langit, membantu bintang dan bulan yang memancarkan sinar di malam hari. Ia melirik sebentar tapi tak bermaksud membalikkan tubuh, saat sepasang lengan memeluk pinggangnya dari belakang. Melabuhkan kecupan ke punggung Rafi yang kekar yang kini tak memakai atasan. Memperlakukan bagian itu seperti sebuah benda yang sangat ia kagumi. Salah, bukan hanya punggung Rafi. Semua bagian dari Rafi, Cristal memujanya. Saat ini Rafi hanya mengenakan celana pendek, sementara Cristal berbalut selimut yang ia lilitkan ke sembarang tubuhnya. Hingga kain itu tidak bisa menutup bagian betisnya.