Iwa melihat sekeliling gedung tempat ia duduk. Resepsionis mengatakan kalau ia harus membuat janji terlebih dahulu, klau memang belum membuat janji, wanita yang duduk di balik meja itu yang akan mengatur waktu Iwa untuk bertemu Syafa. Mudah saja bagi Iwa untuk bertemu Syafa di rumah, tapi Iwa tidak melakukan itu karena Iwa tidak ingin Mahesa tau kalau Iwa menemui Syafa. Iwa ingin dengar sendiri dari mulut Syafa, apakah ia sungguh sudah mengizinkan Mahesa untuk menikah lagi dengannya, atau tidak. Drrt.. Drrt.. Terdengar suara ponsel bergetar dari dalam tas Iwa. Iwa langsung meraih ponsel itu. Nama Mahesa terpampang di layar ponsel. Iwa mendesis kesal, Mahesa seolah tau kalau ia pergi ke tempat yang ia tidak perlu tau. “Kenapa?” Iwa menjawab, mencoba sedatar mungkin menjawab telepon Mahesa