Mahesa menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan bersekat triplek itu. Kamar kos yang Mahesa anggap kebih tepat menjadi gudang dibandingkan jadi kamar kost. Iwa menekan pengait seat belt lalu membuka pintu, mobil lantas mendorongnya. Iwa ahak ragu melangkah keluar mobil, karena Mahesa seperti memiliki niat lain. "Aku tunggu di sini," ucap Mahesa, terkaam Iwa benar, Mahesa masih ingin Iwa bekerja. . "Maaf, bagaimana, Pak?" tanya Iwa lagi menatap Mahesa mengurungkan niat untuk turin dari mobil. "Kamu mandi, lalu ganti pakaian yang kita beli kemarin. Kamu aku tugaskan untuk lanjut bekerja hari ini. "Bukannya, Bapak bilang kalau hari ini Iwa libur?" tanya Iwa bingung. "Aku urungkan. Harus ada beberapa pekerjaan yang harus aku urus. Kamu harus i
