Merebahkan badan ke ranjang, rasanya aku melihat Reno sedang melambaikan tangan. Ah, ada Juna dan Mama pula di sana. Oh, rupanya ada Papa juga. “Kenapa kau tertawa?” Gabriel tiba-tiba membubarkan semua wajah yang kurindukan. Dia menindihku, lalu tersenyum. “Sepertinya aku memilih boneka yang menarik sekarang.” Dia memainkan pisau untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahku. “Kau aneh. Tidak ada lelaki yang bermain boneka.” Dia tertawa. “Kalau begitu, aku memilih kekasih yang menarik kali ini.” Aku mendengus. “Apakah kau membunuh semua PSK itu karena menurutmu hati mereka kotor? Atau karena mereka mirip mamamu yang sering menyiksamu ketika kecil?” “Keduanya. Mama adalah PSK.” “Kenapa kau tidak membunuh mamamu sekalian?” Gabriel tertawa. “Karena Rafael butuh Mama.”