"Kamu buat aku jijik!" apa katanya! Ku dorong balik dia, aku tidak mau kalah lagi olehnya. "Jijik apa? aku enggak jinah! dia suamiku. Aku BEBAS MELAKUKAN APAPUN SAMA DIA!" aku sedang emosi, aku sedang butuh pelepasan penat. Raka adalah satu satunya jalan yang menyenangkan juga halal. kenapa tidak aku melakukan itu. "Oh, jadi kamu membenarkan kalau kamu dan dia, di sini ..." Ikrar meraup wajahnya kasar dan frustrasi. "Kamu pikir tempat ini adalah ruangan s*x?" "Aku enggak bilang kaya gitu!" "Kamu sudah melakukannya! aku tahu kalian suami istri, tapi--" "Pergi!" "Reina Maheswari!" dia membentaku denangan menyebut semua namaku. Itu artinya dia memang benar banar marah padaku. Aku tidak peduli, hatiku sudah sakit. Hinaan dari Ikrar tidak akan mempan untuku. "Kamu seharusnya tidak di sin