Hubungan Kinan dan Barka memang masih belum membaik. Kinan masih saja marah pada laki laki itu. Kinan merasa terhina oleh laki laki itu. "Kenapa harus naik motor hem?" Barka berdiri di sampingnya Kinan dan menatapnya lembut. "Aku mau aja." suara Kinan pun mulai melunak, karena ia merasa tidak ada gunanya juga marah marah pada Barka. "Aku udah bilang sama kamu, jangan naik motor, itu enggak baik buat kamu." "Memangnya siapa kamu yang harus aku untuk melakukan hal yang baik atau enggak baik? aku enggak butuh pendapat kamu." "Baiklah, kalau kamu enggak mau nurut sama aku. Tapi kamu harus tahu, kalau hal itu sangat membahayakan nyawa kamu." "Aku tidak perduli dengan nyawaku." "Kinan ..." "Kamu sendiri enggak pernah hargain aku kan?" "Aku selalu menghargain kamu sayang." "Jangan pang