GIO POV. Wajah mamah dan ayahku terlihat pucat dan kaget, ketika melihat siapa yang baru saja turun dari tangga bersama Margaret. Gadis itu pun hanya tersenyum canggung pada kedua orang tuaku. "Ini namanya Iklima. Dia putri sulung kami, yang baru saja kembali." ujar Om Wiyawan. "I-iya." sahut Mamah yang berubah menjadi agak linglung, pun begitu yang diperlihatkan Papah. "Hay!" Sapaku. Dan dia hanya terssenyum canggung. "Iya, Iklima lah perempuan yang aku inginkan, Mah, pah. Walau baru pertama kali bertemu, aku memang sudah berniat untuk serius sama dia." jelasku. Om Wiryawan mengusap bahunya Iklima. Gadis itu duduk diantara dirinya dan istrinya. "Sebelum kami menerima apa yang menjadi keinginan nak Gio. Mungkin sebaiknya kami akan bertanya terlebih dahulu pada putri kami." Ujar Pak