"Ayo masuk!" Kak Barka meraih tanganku, dan membiarkan Kak Tara juga Kak Rania berdiri menatap kami berjalan memasuki koridor. Genggaman kak Barka terasa sangat kencang. Aku tidak bisa membantah atau pun protes. Aku tidak tahu kenapa Kak Barka bersikap seperti ini. Aku tidak memiliki kesalahan. "Kak tadi jemput kak Andara?" tanyaku. "Iya." jawabnya santai. "Oh." "Kakak ada perlu ke sama dia." "Tentang pelajaran?" "Bukan." "Oh," Dan kami pun hening lagi. "Kan aku udah bilang, kamu jangan pernah berangkat naik motor." "Kan yang bawa Kak Tara." "Meski gitu, aku takut kalau ingat tuh," "Jangan khawatir, ini udah lama banget kan?" "Iya. Tapi tetap saja, rasanya kaya baru kejadian kemarin." "Iya. Aku tahu." "Kamu keapa enggak naik taksi aja?" "Aku telat bangun lagi," "Kenapa h