D U A P U L U H S A T U

1474 Kata

Dengan penuh keyakinan Daffa memasuki pekarangan rumah orang tua Raya. Niat-nya tak bisa di tunda-tunda lagi, dirinya harus secepatnya meminta Raya langsung pada orang tuanya dan menikahinya. Semakin lama kehamilannya semakin terlihat dan ia tak mau terlambat untuk melangkah. Apapun resikonya akan terima nantinya. "Masih berani kamu datang kemari?" ucapan sinis lah yang menjadi kata sambutan dari Papi Raya. Daffa membalas kesinisan itu dengan senyum ramah. "Maaf, kalau kedatangan saya mengganggu istarahat om Reza." "Cepat, saya tidak punya waktu banyak untuk bicara dengan orang tidak penting." Daffa tetap tersenyum meski kata-kata itu benar-benar menyentil hatinya. Andai pria paruh baya itu tau kalau orang yang sedang ia pandang sinis itu adalah ayah dari calon cucu-nya. Namu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN