"Raya gimana, Ma?" Daffa bertanya saat Vera menghampirinya di meja makan. "Dia kelihatan stres banget, mama ajak keluar nggak mau katanya takut ada Papa." "Mama sih, ngapain ajak dia kesini!" ucap Daffa ikut kesal. Vera menarik tangan Daffa agar terduduk di kursi. "Duduk dulu, sarapannya di tata nanti." "Apa lagi sih, Ma. Jangan kayak kak Deva bela-belain dia mulu, Mama kan udah di selingkuhi mau-mau aja balik sama dia," ucap Daffa berapi-api karena hatinya masih menyimpan sangat banyak kebencian pada Papanya. Vera mengusap bahu anak bungsunya dan tersenyum. "Daffa, semua manusia pernah melakukan kesalahan, begitupun kamu dan semuanya. Tuhan aja selalu memaafkan semua kesalahan-kesalahan umatnya, masa kamu sebagai umat nggak bisa memaafkan?" Daffa berdecak dan memandang arah la