Rendra memutar kemudi, masuk ke halaman depan rumah makan tempat Naira bekerja. Pria itu menggeram tertahan ketika melihat banyak orang yang berdiri di depan rumah makan dengan kamera di tangan. Sungguh, Rendra tidak menyangka kejadiannya akan jadi seperti ini. Rendra memarkirkan kendaraan roda empatnya. Setelah mematikan mesin mobil, pria itu dengan cepat melepas seat belt, kemudian mendorong pintu. Beberapa orang yang sebelumnya sedang berbincang—terlihat terkejut ketika melihat pria yang menjadi bahan berita berjalan ke arah mereka. Rendra menatap satu per satu pria dan wanita yang sedang berkerumun di depan rumah makan. “Itu Pak Rendra.” “Iya … akhirnya kita bisa dapat berita.” Rendra mengeraskan katupan sepasang rahangnya, kala beberapa kilat membuat matanya refleks harus menyip

