“Kenapa Pak Basuki ke sini?” tanya Rendra setelah mengajak pria itu ke satu ruang tertutup. Dia sudah meminta siapapun yang mengambil gambar untuk tidak menyebarkan, atau dia akan menuntut. “Memangnya nggak boleh?” Rendra menarik, lalu menghembuskan napasnya. “Harusnya Pak Basuki nggak kesini. Kedatangan Bapak memperkeruh keadaan. Mereka pasti bakal buat berita baru.” “Ya nggak masalah. Aku nggak keberatan jadi terkenal.” Astaga … Rendra ingin sekali mengumpat. Pria itu menahan keras ujung lidah yang sudah akan bergerak. Sumpah … untuk pertama kalinya Rendra ingin sekali mengusir pria di depannya ini. Seandainya saja dia tidak mengingat siapa Basuki untuk Naira. Suara pintu terjeblak membuat dua orang yang sedang duduk berhadapan terpisah meja itu menoleh ke arah yang sama. “Jadi ini

