Rendra tidak ingin menunda menyelesaikan urusannya dengan Renata. Minggu, hari saat dia bisa melepas penat karena pekerjaan. Hari itu, Rendra pulang ke rumah. Masuk ke dalam rumah, pria itu mengedarkan pandangan matanya. Sepi seperti biasa. “Eh, Den Rendra. Bapak masih ada di kolam belakang. Lagi kasih makan ikan.” Rendra menganggukkan kepala. Pria itu kemudian melanjutkan langkah menuju pintu belakang. Rendra sempat menoleh, ketika melewati ruang tengah, lalu foto besar ibunya terlihat. Pria itu tersenyum. Sudah lebih dari lima tahun wanita yang melahirkannya itu meninggal, dan ayahnya masih setia tanpa menikah lagi. Rendra mengagumi ayahnya yang bisa menahan hasrat sebagai seorang pria. Padahal, dirinya tidak pernah melarang jika sang ayah ingin menikah lagi. “Pa,” panggil Rendra set