92. Kondisi Naira

1795 Kata

Tama syok mendengar ocehan panjang Rendra. Terutama saat mendengar kalimat terakhir yang Rendra katakan dengan keras, sebelum pria itu menangis. Ya … Rendra meneteskan air mata di depan matanya. Pria itu terlihat begitu rapuh, hingga membuat hati Tama ikut terluka. Sementara Alvin dan Dion tidak kalah terkejutnya dengan Tama. Bola mata dua orang itu membesar. Sulit mempercayai apa yang baru saja mereka dengar. Bagaimana bisa Naira itu adik Rendra? Dari mana cerita itu? Rendra tertawa terbahak-bahak, sementara kedua sudut matanya meneteskan cairan bening. Pria yang sudah setengah mabuk itu menatap ketiga orang yang duduk bersamanya. “Kalian kaget, kan?” Lalu Rendra kembali tertawa keras. “Dia sudah mabuk,” kata Alvin yang dibenarkan oleh Dion dengan anggukkan kepala. “Dia ngomong ngaco.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN