Laura benar-benar terkejut karena bahkan mertuanya sendiri yang mengatakan itu semua, padahal waktu itu, dia juga yang memohon padanya untuk menerima Zeyn sebagai suaminya. "Kami tidak ingin egois, kami masih ingin kau menjadi menantu di keluarga ini, bahkan selamanya, apalagi ada cucu kami dalam perutmu, tapi jika kau saja di sini merasa tidak bahagia dan tertekan akan sikap Zeyn, maka kami akan membebaskanmu." Kata Masimo yang membuat mata Laura bahkan berkaca-kaca, hatinya terasa nyeri. Sejujurnya Dia ingin sekali berpisah dengan Zeyn, menikah dengannya membuat dia bukannya tenang tapi malah membuatnya sakit hati akan sikap suaminya, namun dia sepertinya tidak bisa melukai hati mertuanya yang sudah baik padanya. "A-aku tidak tau harus menjawab apa, Dad." Kata Laura. "Kau bisa memikir