Semenjak kejadian itu, hidup Zeyn tidak tenang. Entah kenapa dia masih kepikiran dengan wanita yang sudah bermalam dengannya.
"Apa kau sudah mencari tau siapa wanita itu?" Tanya Zeyn kepada Aiken.
Aiken mengangguk.
"Dia bernama Laura Jesselyn. Anak tunggal dari Deni Jasselyn dan Lucy Jesselyn. Dia baru putus dengan kekasihnya, Victor Rey, aku belum menemukan apa penyebab pasti putusnya hubungan mereka, tapi sepertinya karena Victor selingkuh dari Laura, padahal mereka sudah akan menikah dua bulan lagi. Sama seperti dirimu dan Naina." Ucap Aiken memberitahu.
"Laura Jesselyn?" Gumam Zeyn.
Zeyn melihat lagi wajah Laura yang ada di sana, dia masih sangat ingat jika memang wanita itu yang sudah bermalam dengannya.
"Sial." Umpat Zeyn.
"Aku baru melihat berkas kantor Dan secara kebetulan, Laura Jesselyn menaruh dokumen dan mendaftarkan temu janji denganmu, dia ingin mengajukan proposal kerja sama denganmu." Kata Aiken yang membuat Zeyn sebenarnya sedikit terkejut.
"Sepertinya dia tau kalau yang bermalam dengannya adalah dirimu dan mungkin dia bertemu denganmu dan ingin meminta pertanggung jawabanmu." Kata Aiken yang membuat Zeyn terdiam sebentar.
"Dia tidak tau kalau malam itu aku adalah Zeyn Baldwin, karena saat dia bangun dia menganggapku sebagai Gigolo dan bahkan dia meninggalkan sejumlah uang di sampingku." Kata Zeyn yang membuat Aiken meototkan matanya karena terkejut, namun sebenarnya dia menahan tawanya karena ternyata seorang Zeyn Baldwin di bayar karena sudah membuatnya puas.
"Berani kau ketawa, aku tembak kepalamu." Kata Zeyn kesal karena melihat Aiken menahan tawanya.
Seketika Aiken terdiam karena ancaman Zeyn meskipun dia masih saja merasa geli dan ingin sekali tertawa.
"Sepertinya aku bisa menyimpulkan jika malam itu adalah malam di mana dia mengetahui kalau kekasihnya benar-benar selingkuh darinya, karena aku melihat cctv sebelum dia naik ke atas dia lebih dulu menangis di pelukan temannya." Kata Aiken yang di benarkan oleh Zeyn.
"Aku masih sangat ingat jika memang sepertinya dia sedang frustasi dan sepertinya sedang ada masalah." Kata Zeyn.
"Lalu bagaimana tanggapanmu selanjutnya?" Tanya Aiken.
"Zeyn. Aku mengenal keluargamu, silsilah keluargamu adalah orang yang bertanggung jawab, apalagi kakek dan nenek mu dulu. Mereka selalu menjunjung tinggi kehormatan dan tanggung jawab kesalahan apapun itu. Lalu apa yang kau lakukan sekarang?" Sambungnya.
Sejujurnya inilah yang membuat Zeyn tidak bisa tidur. Dulu dia memang seorang mafia, orang yang tegas dan bahkan bisa di bilang kejam terhadap musuh, dulu dia sering membunuh orang tanpa melihat dia wanita atau laki-laki. Sekarang kini dia meninggalkan dunia gelap itu, namun masih saja musuhnya terkadang menganggunya dan malah menjebaknya yang akhirnya Zeyn bermalam dengan wanita lain.
Bagaimanapun Zeyn memang di didik menjadi pria yang kejam jika dengan musuh, namun dia juga di didik menjadi pria yang bertanggung jawab. Apalagi kepada seorang wanita.
"Apa orang yang menjebakku sudah mengaku, apa motif mereka menjebakku? Padahal aku sudah mengajukan damai kepada mereka."
"Pimpinan musuh sama sekali tidak tau kalau anak buahnya menjebakmu, dia sengaja melakukannya sendiri tanpa komando dari pimpinannya karena memiliki dendam tersendiri untukmu, dia menyukai Naina dan ingin hubungan kau dan Naina berakhir, untuk itu dia menjebakmu dan berencna akan memberitahu Naina, tapi sialnya dia tertangkap duluan olehku dan bahkan tidak sempat mencari bukti jika kau memang sudah bermalam dengan wanita lain."
"Br*ngsek." Umpat Zeyn mengepalkan tangannya, dia sangat marah setelah mendengar semua itu. Dia memang sudah meninggalkan dunia gelap sudah lama, untuk itu dia tidak pernah mencari tau bagaimana sekitarnya, dia baru mengetahui jika anak buah musuh ada yang menyukai Naina dan nekat ingin membuat hubungannya dan Naina hancur.
"Dia sudah aku serahkan ke polisi, Daddymu tidak memperbolehkanku membunuhnya." Ucap Aiken yang membuat Zeyn diam.
Sebenarnya kejadian seperti ini membuat jiwa Zeyn kembali ingin seperti dulu. Dia ingin sekali memberikan pelajaran dan bahkan mencabik-cabik tubuhnya yang berani menganggunya. Namun dia dan keluarganya sudah berkomitmen untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi.
Zeyn menghela nafas panjangnya.
"Atur pertemuanku dengannya, aku perlu berbicara dengannya. Bagaimanapun aku mencintai Naina dan aku tidak bisa meninggalkannya." Kata Zeyn.
"Kau tidak bisa meninggalkannya, tapi jika Naina tau maka mungkin kau yang akan di tinggal olehnya." Ucap Aiken yang membuat Zeyn terdiam.
Dia benar-benar merasa hatinya tidak tenang, namun dia sepertinya memang harus bertemu dengan Laura untuk membicarakan soal kejadian malam itu.
****
Di tempat lain. Deni ayah dari Laura kini berhadapan dengan Victor dan menatap tajam dirinya.
Deni selama beberapa hari ini mencari kebenarannya tentang perselingkuhan Victor, dan ternyata benar jika Victor selingkuh.
Deni memang tau jika Victor beberapa kali ke rumahnya dan bahkan selalu minta maaf kepada Laura namun Laura benar-benar tidak ingin memberinya kesempatan dan tidak memaafkannya. Namun di saat Victor meminta maaf, bukannya dia sadar tapi tetap dengan kelakuannya yang masih saja membawa sekretarisnya ke hotel atau ke apartemennya.
Bugh
Bugh
Dua pukulan akhirnya di berikan oleh Deni tepat di wajah Victor yang membuat dia terkejut, karena awalnya Deni selalu mendukungnya dengan Laura, bahkan saat Victor ke rumahnya, Deni dan Lucy masih bersikap baik padanya.
"Apa-apaan ini, Uncle." Ucap Victor yang tentu saja marah karena Deni tiba-tiba memukulnya.
"Aku selalau membanggakanmu yang akan menjadi menantuku tapi kau malah menyakiti putriku dengan berselingkuh darinya." Kata Deni yang membuat Victor terkejut, dia kira jika orang tua Laura tidak tau tentang dirinya yang selingkuh.
"Maafkan aku Uncle, aku sangat mencintai Laura, saat itu aku mabuk dan tidak sengaja melakukannya dengan wanita lain." Kata Victor dengan nada penyesalan, dia sebisa mungkin masih ingin bersama Laura, untuk itu mana tau Deni akan membantunya agar bersatu dengan Laura kembali.
"Tidak sengaja? Tidak sengaja tapi melakukannya berkali-kali?"
"Kau pikir aku tidak tau, bagkan saat kau berusaha meminta maaf kepada Laura, di luaran sana kau masih bermain dengan j*langmu." Kata Deni.
"Kau memang tidak pantas dengan putriku yang bahkan selalu setia denganmu." Ucapnya.
"Hubungan kita berakhir." Kata Deni yang ingin pergi dari sana.
"Jika hubunganku dengan Laura berakhir, maka aku akan mencabut investasiku di perusahaanmu, Uncle Deni." Ucap Victor dengan lantang yang membuat Deni berhenti.
"Dan kau sangat tau, kalau aku sudah menarik investasiku, maka perusahaanmu bisa saja akan mengalami pailit, dan kau bisa tau sendiri apa dampat dari semua itu." Kata Victor.
Deni akhirnya menoleh lagi ke arah Victor yang membuat dia tersenyum karena sepertinya Deni terpengaruh dengan perkataannya.
"Kau harus membantuku agar aku bisa berbaikan dengan Laura dan meyakinkan dirinya kalau aku hanya mencintainya, jika Laura memaafkanku, aku berjanji akan berubah menjadi pria yang setia, dan aku bahkan akan mempromosikan perusahaanku kepada klienku." Kata Victor yang membuat Deni tersenyum miring.
"Kebahagiaan putriku lebih dari segalanya, dia terlalu berarti untuk pria br*ngsek sepertimu" kata Deni lalu meninggalkan Victor yang terkejut karena pertakaan Deni.
Dia tidak menyangka jika Deni akan menolak tawarannya dan malah akan menhorbankan perusahaan yang sudah selama ini dia bangun.
"Kalian semua akan menyesal, aku pastikan kau dan putrimu datang kepadaku lalu memohon maaf kepadaku." Gumam Victor.