Bab 2

1008 Kata
Sedangkan di kamar Club, Zeyn baru bangun saat sudah pukul 8 pagi. Dia merasakan kepalanya masih sangat pusing. Dia memposisikan dirinya untuk duduk, dia pun terkejut saat merasakan yang sepertinya dia tidur dengan keadaan tela//njang. Dia langsung membuka matanya dengan lebar dan ternyata benar jika dia tidak memakai apapun. "Sial, apa yang terjadi?" Gumamnya, dia bisa melihat kamarnya benar-benar berantakan. Zeyn bahkan terkejut saat di sana ada dress wanita namun sepertinya sudah rusak. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan akhirnya mengunpati dirinya karena dia bisa terjebk dan sampai tidur dengan wanita yang entah itu siapa. "Br*ngsek. Berani sekali mereka menjebakku." Umpat Zeyn yang marah karena ada yang menjebaknya. "Astaga. Dengan siapa aku semalam berc!nta." Ucap Zeyn mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tadi malam masih sangat mengingat adegan panas dirinya dan seorang wanita namun dia sepertinya tidak begitu ingat wajahnya karena terlalu terpengaruh obat. Dia masih bisa mengingat rasanya yang ternyata sangat nik//mat untuk yang pertama kalinya. Seketika dia tersenyum namun hanya sebentar lalu dia mengingat jika dirinya sudah memiliki kekasih. "Astaga, Naina tidak boleh tau soal ini." Gumamnya, dia mengambil ponselnya namun lalu mengerutkan dahinya ketika ada setumpuk uang di meja sampingnya. Dia mengambil uang itu dan ternyta ada tulisan di atasnya. (Terima kasih atas malamnya, maaf aku harus pergi dulu) Zeyn tiba-tiba tersenyum miring. "Dia menganggapku gigolo? Dia sepertinya wanita gila." Kata Zeyn yang membuang kertas itu dan memilih untuk membersihkan dirinya. Dia sebenarnya cukup tersinggung saat wanita yang bermalan dengannya menganggapnya sebagai gigolo. Namun lagi-lagi dia terkejut karena di atas ranjangnya terdapat darah meskipun hanya sedikit. "Sial." Umpat Zeyn lagi-lagi. Meskipun dia belum pernah melakukannya dengan siapapun termasuk dengan kekasihnya, dia cukup tau darah apa di atas ranjangnya, yaitu darah keperawanan. Yang itu artinya dia telah mengambil keperawanan seseorang. Zeyn menghubungi seseorang sebelum membersihkan dirinya. "Kau dari mana saja?" Omel Zeyn kepada asisten pribadinya. "Aku sedang membereskan orang yang menjebakmu, apalagi." Kata Aiken, asisten pribadi Zeyn sekaligus sahabatnya. "Aku ingin kau mencari tau siapa wanita yang semalam bersamaku." Kata Zeyn yang membuat Aiken terkejut. "Apa maksutmu? Kau bermalan dengan siapa?" Tanya Aiken karena tadi malam dia terlalu fokus dengan orang yang menjebak Zeyn sehingga dia tidak tau jika Zeyn tadi malam bermalam dengan seseorang. "Apa yang kau lakukan dengan wanita itu? Kau gila. Kau akan menikah dengan Naina. Zeyn" Ucap Aiken. "Aku tidak tau, lebih baik kau cari dulu siapa wanita itu. Dan cari tau kenapa aku bisa bermalam dengannya." Kata Zeyn yang langsung mematikan sambungan telefonnya. "Br*ngsek, benar-benar br*ngsek." Umpat Zeyn, entah kenapa dia sangat marah dengan kejadian tadi malam yang sudah terjadi padanya. Dia marah karena bisa terjebak, marah karena telah bermalam dengan seorang wanita dan bahkan menganggapnya gigolo, marah karena ternyata dia merenggut kegadisan seseorang, dia masih samar-samar mengingat jika wanita itu sepertinya sedang patah hati karena seseorang dari racauannya tadi malam, dia juga marah kepada dirinya sendiri yang telah menghianati kekasihnya yang sudah satu tahun ini menjalin hubungan dengannya. Di mengehela nafas panjangnya lalu memilih untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, Setelah mandi dia mengedarkan pandangannya yang ternyata kemejanya tidak ada, dia mengira jika wanita yang bermalam dengannya yang membawanya karena melihat dressnya memang sudah tidak bisa di pakai. Zeyn terkejut ketika melihat tubuhnya yang lumayan banyak memiliki tanda merah, "Sial." Umpatnya. Baru pertama kalinya Zeyn merasa takut, dia takut jika kekasihnya tau soal ini dan akan mengancam hubungannya dengan Naina. Zeyn menghubungi salah satu anak buahnya untuk membawakannya pakaian. Setelah dia bersiap, dia memutuskn untuk pulang ke mansion terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor. Setelah sampai dia sudah mengira jika ibunya pasti menunggunya dan akan menanyakan berbagai pertanyaan padanya karena tidak bisa di hubungi semalaman. "Dari mana saja kau, Zeyn." Tanya Calista sang ibunda. "Kenapa kau tidak bisa di hubungi? Bahkan Aiken pun tidak membuka suaranya ke mana kau pergi." Omel Calista. "Aku tidur di apartemen, Mom." Ucap Zeyn yang memilih untuk berbohong kali ini. "Apartemen atau Club?" Tanya Calista yang sudah mengira jika ibunya akan pasti tau ini. Plakk Satu tamparan mendarat mulus di pipi Zeyn. "Bagaimana bisa kau terjebak dan bermalam dengan seorang wanita Zeyn Baldwin." Kata Calista yang tentu saja marah karena tau putranya bermalam dengan seorang wanita, Tentu saja dia tau karena mereka dulumya adalah keluarga Mafia, namun setelah kematian kakek dan nenek Zeyn, mereka memutuskan untuk meninggalkan dunia gelap itu dan ingin hidup tenang tanpa musuh, namun Calista tidak menyangka jika mantan musuhnya masih mengusik mereka dengan menjebak Zeyn. Calista tau saat sudah terlambat, dan tidak bisa mencegah Zeyn melakukan itu bersama wanita lain "Sayang, jangan marah-marah. Karena Zeyn tidak sepenuhnya salah." Kata Massimo ayah dari Zeyn. "Zeyn dan Naina akan segera menikah dua bulan lagi, tapi Zeyn semalam bermalam dengan wanita lain, bagaimana tidak marah, meskipun itu karena jebakan, seharusnya kau bisa menahannya Zeyn." Kata Calista marah. "Kau tidak akan pernah tau bagaimana efek dari obat perangsang, jika anakmu tidak segera menyalurkan hasatnya, maka akan berdampak buruk dengan kesehatannya, dan bisa saja anakmu akan mengalami impoten dan semacamnya" kata Massimo yang menjelaskan dan membela Zeyn, karena Massimo sendiri tidak bisa menyalahlan Zeyn begitu saja. Calista mendadak lemas lalu tersuduk di sofa. "Lalu bagaimana dengan Naina? Dia akan hancur ketika tau calon suaminya sudah bercinta dengan wanita lain." Kata Calista yang cemas dan khawatir, "Mom, tolong jangan katakan apapun kepda Naina terlebih dahulu." Kata Zeyn yang semakin merasa bersalah. "Lambat laun dia pasti akan tau, bagimana jika wanita itu hamil anakmu? Kau harus bertanggung jawab padanya." Kata Calista yang membuat Zeyn tertegun karena dia bahkan melupakn semua itu. Dia sangat mengingat jika dia semalam tidak memakai pengaman dan bahkan menyemburkan benihnya sampai lebih dari satu kali di dalam rahim wanita itu. "Mommy berharap wanita yang bermalam denganmu hanyalah wanita bayaran, karena biasanya wanita seperti itu akn meminum obat pencegah kehamilan. Dan yang lebih penting semoga dia tidak tau siapa kau yang sebenarnya dan takut akan memanfaatkanmu" Ucapnya yang membuat Zeyn terdiam. Dia belum berani mengatakan jika wanita yang bersamanya tadi malam adalah masih gadis dan dialah yang mengambil kegadisannya. Massimo sendiri tidak menanggapi perkataan istrinya, sepertinya dia tau sesuatu hanya saja dia masih diam saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN