Sang Pencuri Hati

1030 Kata
"Marco!" Gelegar suara bariton tak asing mendadak menyentak nama Marco yang sedang menebar pesona pada Jade. "B-bos?" Tak hanya Marco, seketika Jade pun menoleh ke arah Kai, sang pemiliki suara berat yang sudah melayangkan tatapan tajam pada salah satu anak buahnya. "Kerjakan tugasmu dan jangan menggoda tamu di sini. Mengerti!" Sekali lagi suara khas dari Kai mendesak, membuat semua penghuni ruang meeting kompak terdiam. Melihat perlakuan Kai kepada Marco, Jade benar-benar muak dan mengepalkan kuat kedua tangan. "Tidak apa, Tuan Mafia. Marco tidak menggangguku. Dia malah sangat ramah padaku. Jadi, tolong jangan salahkan dia," timpal Jade membela Marco dengan penekanan nada yang terdengar sinis. "Dan Marco ...." Jade memanggil nama Marco ketika ia hendak mengambil posisi duduk di tempat lain. "Aku akan mempertimbangkan ucapanmu barusan." Jade menyunggingkan lengkung bibir ramah seraya melayangkan satu kedipan mata menggoda kepada Marco, sengaja untuk memanas-manasi sang bos Mafia. Seiras itu, Marco kembali merekahkan senyuman singkat sebelum benar-benar beranjak. Di sisi lain, raut Kai terlihat semakin kesal. Pandangannya terpaku pada sosok Jade. Suasana sengit seakan tercipta di sana. Tak mau kalah dengan Kai, Jade pun melayangkan sorot tajam ke arah pemimpin tertinggi organisasi Mafia Black Skull. "Meeting dimulai!" tegas Kai seraya memutus kontak mata dengan Jade. Entah apa maksud Kai marah terhadap anak buah yang hanya bermaksud ramah dengan Jade. Yang jelas, siapapun yang bisa melihat dengan teliti, Kai seolah terlihat sedang cemburu daripada marah. Selang tak berapa lama, Kai mulai memperkenalkan tim inti Mafia Black Skull di mulai dari sisi kirinya. Antonio atau sapaan akrabnya Toni, seorang sniper atau penembak jitu profesional kebanggaan mafia Black Skull. Pria tampan dengan seni tato yang nyaris memenuhi tubuhnya itu belum pernah gagal membidik target. Perusahaan keluarga Toni adalah pemasok senjata api utama untuk kelompok mafia Kai. Dengan kata lain, keluarga Bee dan Toni bukan pengusaha biasa melainkan salah satu pelaku bisnis dunia gelap, lebih tepatnya pengusahan pembuat dan pemasok senjata api. Selanjutnya, Marco Xavier sang hacker. Berlatar belakang IT (Information Technology) yang pernah bekerja perusahaan pemerintah sebelumnya, Marco ingin keluar dari zona nyaman, mencoba hal lebih menantang dalam bidangnya. Keinginan Marco pun terwujud ketika suatu hari ia tak sengaja bertemu dengan Kai dan menjadi bagian dari anggota Mafia Black Skull. Bergeser ke sebelah kanan Kai, sosok wanita bernama Yasmina Sinclair terlihat bertengger duduk manis di salah satu kursi di sana. Tubuh seksi serta paras cantik khas wanita timur tengah ini selalu berhasil mengelabuhi musuh dan ketika mereka lengah sedikit saja, Yasmina bisa dengan mudah menyerang lawan dengan kecepatan teknik kombat atau bela diri. Di masa lalu, Yasmina pernah mewakili negeri kelahirannya menyabet gelar juara dunia Muay Thai tiga kali berturut-turut. Hanya Kai yang mengetahui sejarah sang wanita bergabung dengan mafianya. Selain menjalankan tugas sebagai anak buah, sudah rahasia umum jika wanita itu memiliki perasaan khusus terhadap sang bos. Ia bahkan sangat loyal dan rela melakukan apapun untuk Kai dan juga kepentingan organisasi. Sayangnya, Kai tidak pernah memiliki perasaan khusus pada Yasmina selain sebatas friend with benefit untuk keubutuhan s*x. Beralih ke anggota terakhir tim inti, terdapat sesosok pria berambut cepak, beraut tegas nan sangar yang memakai outfit rompi motif loreng layaknya penampilan seorang tentara dengan segaris luka sayat membelah kelopak mata kanannya. Pria itu bernama Leo Christian, mantan tentara terbaik yang pernah terjun di organisasi pembela negara. "Mengapa mantan tentara terbaik negara bergabung dengan Mafia?" celetuk Jade. "Urus saja urusanmu, Assasin," ketus Leo mengecam Jade. Pria itu tak suka ranahnya dicampuri oleh siapaun apalagi orang baru seperti Jade. "Wow, relax! Siapa pun akan bertanya-tanya tentang latar belakangmu bergabung di dunia gelap ini." "Cukup, Jade!" tegas Kai berusaha melerai ketegangan antara Leo dan Jade. "Setiap orang memiliki masa lalu. Jadi, kau cukup tau saja dan jangan terlalu jauh mencampuri," timpal sang bos lagi. "Ergh, terserah!" Jade memutar bola netranya dengan malas. "Guys, apapun itu, maaf aku harus menginterupsi kalian karena ini menyangkut pergerakan Variga." Bee mendadak menyela interaksi yang sedang mulai bersitegang. Seketika, semua mata di ruangan itu tertuju padanya. "Katakan!" desak Kai. "Hampir dua menit aku berhasil meretas pelacak salah satu ponsel anak buah kepercayaan Variga dan mereka mengatakan bahwa Variga akan mengadakan pesta ulang tahun di tempat bernama Istana V." Kai terlihat mengerenyitkan dahi sejenak sebelum akhirnya mengatakan, "Aku pernah beberapa kali mendapat undangan ke acara Variga di tempat bernama Istana V yang bertempat di sebuah bukit. Namun, hanya dalam beberapa hari tempat itu berganti nama dan kepemilikan. Yang ku maksud di sini adalah ... Variga selalu memilih tempat secara acak dengan memberi nama Istana V . Hanya para tamu undangan saja yang mengetahui di mana tempat pesta akan berlangsung," timpal Kai panjang lebar. "Dan sialnya lagi, semua tamu undangan akan menutup mulut mereka rapat-rapat demi bisnis dan keselamatan," imbuhnya lagi seraya menatap lurus ke depan. "Aku bisa melacaknya—" "Sudah kuputuskan kalau aku sendiri yang akan maju dalam misi." Tiba-tiba saja Jade menyela kalimat Bee, mencetuskan keputusan tanpa sepengetahuan Kai. "Ch! Aku pemimpin di sini! Jangan seenaknya mengambil keputusan. Kau pikir aku percaya padamu begitu saja!" debat Kai mematahkan keputusan Jade barusan. Atmosfer sengit dan memanas di antara Kai dan Jade pun tak terhindarkan lagi. *** Istana V. "Kenapa kau memanggilku lagi, Variga? Bukankah urusan kita sudah selesai. Angel Diamond sudah menjadi milikmu dan aku mendapat bayaranku," cerca Celine yang baru saja tiba dari pintu masuk utama kediaman Variga. Mewah dan klasik, kediaman Variga berdiri di atas lahan 20 hektar dengan desain arsitektur mirip sebuah istana dan diberi nama Istana V. "Kau tenang saja, Sayang. Aku tidak akan memanggilmu untuk pekerjaan. Justru aku mengharapkanmu untuk hadir di pesta ulang tahunku yang ke 50 tahun. Hohoho." Pria paruh baya yang masih terlihat bugar itu melantunkan tawa yang khas cukup menggema hampir ke seluruh sudut ruang utama. "Aku ingin berterima kasih sekali lagi untuk pencuri cantik dan cerdas sepertimu yang rela melakukan penyamaran menjadi kekasih bos mafia dungu itu," tambahnya lagi. "Jaga ucapanmu, Variga. meskipun aku sudah menghancurkan pelacak milik Kai, dia tetap pemimpin mafia cerdas yang bisa saja menerkammu secara tak terduga," kecam Celine yang secara tak langsung membela Kai. Entah mengapa, Celine merasa tak suka mendengar Variga menghina Kai. Wanita yang pernah berpura-pura menjadi kekasih Kai itu seolah menyesal telah mengkhianati sang bos mafia. Ada apa denganku? Mengapa aku membela Kai?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN