Seakan paham maksudku, Adel membuka lebar kedua kakinya, hingga slangkangannya menganga membuat ciumanku sangat mudah menuju area paling sensitif dan mengecup-ngecup bibir kewanitaannya yang harum, hangat dan lembut. "Hmmm... Praaas aaaah, I love you...," rintihnya sedikit tersentak saat bibirku mengecup belahan kewanitaannya dan membuat gerakan ciuman dan kuluman seperti bercmbu dengan bibir atasnya. "Praaas aaaaaah I love you, honeeey... aaaah sssst..." lenguh Adel makin kuat. Kata cinta yang sejak lama tabu diucapkannya, akhirnya meluncur terus menerus dari mulut Adel. Aku sangat yakin, dia telah mencintaiku sejak lama dan telah pula menerima cintaku sejak pertama aku ucapkan dulu. Perlahan lidahku dimainkan untuk menikmati setiap senti belahan kewanitaannya terutama kltorisnya yang