Setelah perjalanan dengan hari-hari yang menyedihkan, semuanya kembali berjalan dengan normal. Dava sedang mengobati masa pemulihannya di rumah sakit dengan diampingi Vanya. Tidak pernah sekalipun Vanya meninggalkan Dava barang sedikitpun. “Sweetheart, kamu pulang aja. Kamu juga tidurnya nggak enak disini, besok lagian aku udah pulang. Ada Mama entar yang jagain aku disini.” “Nggak mau Dava, aku mau temani kamu disini. Kamu nggak suka ya aku nemeni kamu?” Vanya saat ini cemberut karena Dava terus menyuruhnya pulang. “Bukan gitu Sweetheart, aku hanya kasihan aja sama kamu. Kamu juga butuh istirahat, aku ga tega lihat kamu kecapekan juga.” “Aku nggak capek Dava beneren deh. Kamu buat aku kuat.” Dava menghela nafasnya. “Yaudah kalau gitu, pokoknya kita harus lalui semuanya ini bareng-bar