Dante terlihat berbincang dengan Dokter Maura sementara mama bersamaku. Aku sedikit khawatir, aku takut Dokter Maura memberitahu, tetapi melihat respon Dante yang biasa saja setelah Dokter Maura pergi sepertinya posisiku aman. “Kamu jangan kecapean dong, Sita, jangan nggak makan,” ucap mama khawatir, aku tersenyum penuh rasa bersalah. Sejujurnya dalam drama yang dibuat Dante ini, orang yang paling ingin aku jaga perasaannya adalah Mama Marini. Beliau adalah sosok ibu yang entah sejak kapan sudah sangat aku cintai. Beliau baik sekali terutama padaku, mewujudkan mimpi-mimpiku tentang memiliki orang tua. Sehingga melukainya akan menjadi pilihan terakhirku. “Iya, Mah, Sita minta maaf, kemarin Sita nggak laper dan langsung tidur aja malahan.” Jawabanku tidak sepenuhnya berbohong. Memang gara-