Sudah sekitar tiga puluh menit sejak aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, menutup seluruh tubuhku menggunakan selimut, mematikan lampu dan menangis. Aku sengaja masuk ke kamar tamu karena untuk sementara aku tidak mau bersama Dante dulu. Aku ingin menangis sepuasnya sendirian. Aku juga mengunci pintunya hingga kemudian kudengar ada gedoran yang mengerikkan. Suara Dante berteriak memanggil namaku tapi aku diam saja dan semakin menutup kedua telingaku. “Sita jangan macam-macam di dalam!” Dante berteriak lagi dan aku tidak peduli. “Sita buka pintunya atau aku dobrak!” ancamnya marah sambil mulai tersengar dorongan pintu yang berat. Aku masih tidak peduli dengan semuanya, hingga kemudian ku dengar pegangan pintu mulai lepas karena kerasanya dorongan dari luar. Aku mendemgar ada suar