Kesalahpahaman itu berlangsung hingga keesokan harinya. Tidak ada satu pun yang membelaku di rumah. Baik mama ataupun papa juga tetap menganggapku berlebihan. Dan yang lebih menyebalkan lagi, si botak Riki itu seolah tidak ada beban padahal sudah membuat aku dan Sita bertengkar. Semuanya damai di rumah itu, kecuali aku dan Sita. Dan hari ini akhirnya aku duduk berdua bersama Riki, dengan wajahku yang mungkin saja terlihat tidak ramah. Tapi dia seperti tidak tahu malu dan sok akrab. Aku benar-benar tidak suka dengan orang-orang semacam Riki ini. “Ayolah, Dante, jangan cemberut begitu. Gue datang ke sini untuk bertemu dengan lo. Seminggu lagi mama dan papa juga akan datang ke sini. Mungkin kita bisa mengulang keseruan kita waktu kecil dulu,” ucapnya santai, seolah dia tidak baru saja memb