Ketika aku bangun, aku berada di sebuah rumah sakit dengan Sita tertidur di sampingku. Apakah aku sakit separah ini hanya gara-gara cemburu? Cintaku pada Sita memang benar-benar telah berhasil memporak-porandakan kehidupanku. Selang infus terpasang di tanganku dan kepalaku luar biasa pening. Pergerakanku kemudian membuat Sita terbangun, dan dia langsung panik melihat aku memegangi kepalaku. “Kepalanya sakit, Dante? Aku panggilkan dokter yah sekarang.” Sita segera beranjak dari duduknya tapi aku tahan. Kulihat mama tertidur di salah satu sofa dan si botak Riki sialan itu juga ada di salah satu sofa sedang tertidur. “Aku ingin pulang sekarang, panggilkan Laurent saja, Sita.” ucapku masih dengan memegangi kepalaku. Rasanya memang pening sekali tapi aku benar-benar tidak suka rumah sakit. Ak