Papa Jovan rupanya seorang dokter yang hebat. Ana bercerita banyak tentangnya sambil aku menyisir rambutku di kamarnya. Ana terlihat bahagia sekali mengajakku bicara, itu membuatku terharu. Kemudian sedikit aku berbisik pada Ana tentang kehamilanku dan matanya membola. “Jika sedang hamil kenapa tidak mau bertemu Dante dulu, Sita?” tanya Ana prihatin. “Itu anak Dante kan?” tanyanya lagi. “Tentu saja ini anak Dante. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri sampai Dante menyelesaikan semua masalahnya. Ada seseorang dengan wajah sama seperti milikku ingin membunuh bayi ini, bisakah kamu membantuku untuk selalu aman, Ana?” Aku menatap Ana berharap. Ana mendesah kemudian memelukku erat. “Segalanya akan aku lakukan untuk melindungimu, Sita, kamu adalah teman pertama yang aku punya.” Ucapan Ana memb