bc

Gairah Panas Mantan Ayah Anakku

book_age18+
280
IKUTI
3.7K
BACA
kickass heroine
heir/heiress
drama
like
intro-logo
Uraian

"Gugurkan saja, aku tidak mau menikah apalagi memiliki anak. dua hal itu tidak ada dalam daftar keinginanku. " Dimas Angga.

Mila tahu resiko menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang masuk dalam kategori playboy kelas kakap, hanya akan berkahir dengan perpisahan tragis. Tapi Mila tetap bertahan, dengan keyakinan lelaki itu akan berubah menjadikannya satu-satunya wanita dalam hidup Dimas. Nyatanya harapan Mila pupus, setelah Dimas memintanya untuk melakukan aborsi. Dimas hanya memberinya dua pilihan, menghilangkan janin yang ada dalam rahimnya dia tetap tinggal bersama atau memilih mempertahankan calon bayinya tapi Dimas tidak akan mai bertanggung jawab.

manakah yang akan dipilih Mila?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Garis dua
Mila tersenyum menatap dua garis merah pada tes kehamilan yang sudah dibelinya sejak beberapa hari lalu. Dugaannya benar, karena sudah lebih dari tiga Minggu tamu bulanannya tidak kunjung datang. Mila tersenyum senang, ingin segera memberitahukan pada sang kekasih. Dengan hanya dibalut handuk sebatas paha, ia keluar dari kamar mandi membawa benda kecil itu ditahannya, sengaja disembunyikan di belakang punggungnya, berniat ingin memberikan kejutan untuk Dimas, kekasihnya. Dengan perasaan bahagia, Mila keluar dari kamar mandi, menghampiri Dimas yang masih berada di ranjang. Tadi, lelaki itu masih tertidur dengan selimut tebal menutupi tubuh telanjangnya, tapi saat Mila kembali posisi lelaki itu sudah tidak lagi sama. Dimas duduk bersandar dengan sudah memakai pakaian. “Gue butuh bantuan, kenapa nggak ada yang mau bantu sih?!” Nada suara dan ekspresinya terlihat kesal. Mila tidak tahu siapa lawan bicaranya, yang jelas dia terlihat marah dan kesal. “Lo teman laknat!” Umpatnya, lalu ia mematikan telepon lantas melempar ponselnya di atas kasur. Dimas mengacak-acak rambutnya sendiri. Mila masih berdiri, belum berani mendekat. Bagaimana ia menjelaskan keadaannya saat ini, bahwa di dalam rahimnya telah tumbuh buah cinta dari mereka berdua. Mungkin hari ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya, tapi Mila ingin melihat bagaimana reaksi Dimas setelah tahu dirinya hamil. Mila meyakinkan dirinya, bahwa lelaki itu pasti akan menunjukkan reaksi yang sama dengannya, yaitu senang. Mungkin juga berita kehamilannya bisa sedikit mengubah suasana hati Dima saat ini. Nggak ada yang tau bukan? Ia pun kembali mendekat, masih dengan tespek di tangannya. “Kenapa?” Tanya Mila, duduk di samping Dimas. “Kayak kesel gitu,” Mila menatap Dimas dengan senyum di wajahnya. “Nggak ada apa-apa,” Dimas menggeleng, senyum pun terlihat di wajahnya. “Kamu sudah mandi?” Mila mengangguk. “Sudah, kamu belum mandi tapi udah ganti baju. Mau kemana?” “Mau ke rumah Arik,” Dimas tersenyum, mengusap lembut wajah Mila “Hanya sebentar, nanti balik lagi kesini.” “Penting banget ya, sampai nggak mandi dulu?” “Penting banget, tapi mau mandi dulu deh. Nggak nyaman, keringetan.” Dimas menarik handuk yang dikenang Mila, hingga wanita itu memekik karena dibalik handuk putih yang melilit tubuhnya, ia tidak mengenakan apapun lagi, alias telanjang. “Dimas, aku nggak pakai baju.”Pekiknya, seraya menutup tubuh polosnya dengan kedua tangan. Tidak ada gunanya, karena tangannya itu tidak bisa menyembunyikan tubuh polosnya yang selalu berhasil membuat hasrat Dimas naik dalam waktu sekejap. “Mau aku pakaian baju? Tapi syaratnya harus mandi bareng.” Dimas tersenyum jahil. Padahal mereka baru saja melakukannya, beberapa waktu lalu. Tapi melihat tubuh mulus Mila yang seakan menjadi candu untunya tidak bisa lagi ditahan. “Nggak. Pasti bukan hanya mandi,” Tolak Mila. “Itu kamu tau!” Dimas tidak menunggu Mila berontak, ia langsung menggendong wanita itu ke dalam kamar mandi. Tentu saja bukan hanya mandi, tapi ada kegiatan lainnya yang kerap mereka lakukan beberapa bulan terakhir ini. Hubungan yang sudah terjalin sekitar delapan bulan lamanya, tapi mereka sudah memutuskan untuk tinggal bersama layaknya seperti suami istri. "Dimas," "Iya, terus panggil namaku. Hanya namaku." Dimas menyukainya, saat Mila memanggil namanya, saat gairah panas yang semakin membara, membakar tubuh keduanya. Di bawah guyuran air, tidak lantas membuat hasrat itu padam, tapi semakin memanas saja. "Dimas," panggilnya lagi, saat Mila merasa ia nyaris sampai. "Sedikit lagi," Bisik Dimas, menambah ritme yang membuat Mila semakin hilang kendali. Dalam waktu nyaris bersamaan, keduanya mencapai puncak kenikmatan. Nafas keduanya tersengal, Dimas mengecup kening Mila, melepaskan penyatuan keduanya. "Aku mandi duluan ya," ia pun kembali mengecup lembut pipi Mila, hal yang tidak pernah dilakukannya pada wanita manapun yang pernah tidur dengannya. Dimas keluar terlebih dahulu dari kamar mandi, setelah membersihkan tubuhnya dan juga setelah menikmati tubuh Mila. Ia berjanji akan bertemu dengan temannya Arik, di jam delapan malam, sementara saat ini masih pukul enam sore, artinya masih ada dua jam tersisa. Niatnya ia akan mengajak Mila makan terlebih dahulu, setelahnya baru bertemu temannya. Saat Dimas mengambil ponsel yang ada di dekat nakas, samping tempat tidur, kakinya menginjak sesuatu yang tergeletak di lantai. Benda kecil berbentuk persegi panjang dan pipih itu terinjak kakinya. Dimas tahu betul fungsi benda itu, meskipun bukan kaum lelaki yang kerap menggunakannya. Meraihnya dengan perlahan dan kedua matanya terbuka lebar saat melihat dua garis merah yang terlihat begitu nyata. Positif, artinya hamil. “Benda ini milikmu?” Tanya Dimas, saat melihat Mila keluar dari kamar mandi. “Iya.” Mila tersenyum. “Aku hamil, kita akan segera menjadi orang tua.” Mila berjalan cepat, menghampiri Dimas. “Kita harus segera menikah, karena dalam waktu dekat aku akan melahirkan.” “Menikah?” Satu alis Dimas terangkat, “Siapa yang menikah?” “Tentu saja kita.” Dimas tersenyum samar. “Apa kamu pernah mendengar kita akan menikah?” Mila menggelengkan kepalanya. “Tidak, tapi aku hamil. Kita,” “Kalau begitu gugurkan saja. Aku nggak mau menikah, apalagi punya anak.” Mila menatap tidak percaya ke arah Dimas, tapi lelaki itu balik menatapnya seolah menghilangkan calon bayi yang ada dalam rahimnya adalah hal biasa. “Dimas, aku hamil.” “Iya aku tahu, tapi kamu pun harus tau aku nggak mau menikah dan aku nggak mau punya anak.” Dimas menegaskan lagi. “Dua hal yang tidak ada dalam daftar keinginanku saat ini, jadi gugurkan saja selagi masih kecil. Aku akan mengirimkan uangnya, cari saja Dokter terbaik dan.” “Aku nggak percaya kamu mengatakan ini,” tatapan Mila berubah kecewa. “Sejak awal aku sudah mengatakannya, tidak ada komitmen diantara kita dan kamu setuju. Lalu sekarang apa yang kamu harapkan? Tanggung jawab? Nggak mungkin!” Dimas mengambil ponselnya, “Aku akan mengirimkan uangnya, cari dokter terpercaya. Jangan mempersulit hidup dengan menikah apakah punya anak. Aku tidak mau.” Dimas segera berjalan meninggalkan Mila yang masih tertegun karena terkejut. “Jika kamu masih ingin tinggal disini, hilangkan bayi itu. Jika tidak, silahkan keluar dan jangan pernah kembali lagi.” Dimas melangkah pergi, meninggalkan Mila dalam kehancuran. Kejutan yang sudah dipersiapkan berakhir dengan kekecewaan. Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di rumah salah satu teman baik Dimas, lelaki itu tengah memohon. untuk pertama kalinya dalam hidup, Dimas tidak pernah bicara memohon seperti saat ini, meminta bantuan. "Kalian nggak bisa bantu gue?" Dimas menatap kesal, sekaligus tidak percaya ke arah kedua temannya. "Maaf, kami nggak bisa bantu. apa yang lo lakukan harus ada pertanggungjawaban." Dimas tersenyum samar. Penolakan dari kedua temannya di tambah sura serine yang semakin terdengar jelas. "Lo harus tanggung jawab, terima saja hukuman yang akan lo dapat nanti." Selang beberapa saat, rumah itu sudah dikepung banyak polisi, yang membuat Dimas tidak bisa lagi berkutik.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
195.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
231.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.9K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
183.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
24.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
21.0K
bc

My Secret Little Wife

read
129.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook