“Apa kamu selalu kasar seperti ini pada wanita?” Mila menarik paksa tangannya, saat Dimas menyeretnya dari dalam mobil, menuju unit apartemen miliknya. Lelaki itu kembali menunjukkan bahwa dirinya lah yang paling berkuasa. Dengan rahang mengeras dan cengkraman kuat di pergelangan tangan Mila, membuatnya tidak bisa berontak apalagi melarikan diri. “Tidak, hanya padamu saja.” Balasnya dengan tatapan penuh emosi. “Apa karena aku layak untuk disakiti? Begitu?” Dimas mendorong tubuh Mila hingga punggung wanita itu membentur tembok, dan meringis kesakitan. “Karena kamu selalu membuatku kesal!” Desis Dimas, menahan satu tangan Mila dan mengurungnya. “Apa yang membuatmu kesal? Apa aku pernah menghancurkan hidupmu? Seperti yang kamu lakukan padaku dulu?” Mila tidak mau kalah, ia balas mena

