Keadaan di ruang tamu itu sangat mencekam, dari sisi utara terlihat Wildan yang duduk tenang menyorot datar Ceye. Sedang di sisi selatan Ceye sudah melotot bulat-bulat kayak mata kodok kepanasan. "~memori daun pisang nanan— ... EH?!" Rehan yang baru keluar kamar sambil bersenandung ria langsung kicep. Apalagi saat semua mata tertuju kearahnya. "Widih ada hajatan apa sih kumpul-kumpul?" Celetuknya santai sambil ikutan nyempil-nyempil disana karena kepo. Ana menginjak kaki Rehan keras, memberikan sorot tajam penuh ancaman membuat pemuda imut itu langsung diam sambil mencebik. "Tadi kaki Om sakit, jadi minta tolong Nak Wildan buat obatin." Jelas Burhan entah kepada siapa karena merasa canggung. Kok aneh ya, inikan rumahnya sendiri tapi kenapa malah dirinya yang jadi sungkan? Ceye menoleh