Ana merintih, namun entah kenapa rasa sakitnya terkadang tiba-tiba hilang ketika melihat tingkah konyol Ceye. Seperti sekarang contohnya, pemuda itu sedang mengamuk tak jelas sambil memasang wajah garang. "Periksa yang bener dong Dok! Masa cuma sakit maag tapi Ana sampe kesakitan gini, periksa lagi!!" Ketusnya melotot-melotot. Dokter paruh baya itu mengusap peluh keringat di jidatnya dengan sabar, dengan patuh kembali memeriksa tubuh Ana. Untuk yang ke empat kalinya. "B-beneran cuma maag Pak." Ucap Dokter itu takut-takut, rasanya ingin menangis menghadapi kelakuan Ceye. Ceye mengembungkan pipi bulat, berkacak pinggang sambil melotot lebar. "Periksa--" "Pak ... " Panggil Ana lemah, Ceye seketika tersentak. Lalu dengan cepat berlari kearah Ana sambil mendorong Dokter tadi sampai tergul