Pelataran sangat luas yang terdiri dari halaman hijau, beberapa bunga warna-warni, dan kolam air mancur yang dibatasi jembatan mungil itu membuat Ana tak henti-hentinya menggumam takjub. Ceye disebelahnya berjalan tegap dengan senyum yang masih saja mengembang, perlahan mengulurkan tangan melingkar di pinggang Ana. Ana menoleh tersentak. "Kamu suka?" Ana hanya bisa mengangguk tanpa sadar, karena memang cukup terharu dengan sikap manis lelaki ini. "Kok itu ada taman bermain?!" Kaget Ana menunjuk taman bermain yang terdiri dari ayunan, prosotan, jungkat-jungkit dan sebagainya. "Buat anak-anak kita nanti." "Yeee." Ana mencibir spontan. "Baru juga nikah masa udah mikirin anak-anak." "Loh apa salahnya, ini namanya sedia payung sebelum kebanjiran." Sahut Ceye tak mau kalah seperti biasa