Hawa dingin terasa menusuk ke celah pori-pori kulit terdalam berhasil mengganggu aktivitas pagi seseorang. Wanita itu mengerejap beberapa kali sebelum kesadarannya pulih sempurna.
Lalu pemandangan yang ia dapatkan di depan matanya masih sama. Dinding kokoh bercat putih. Ada ventilasi udara di bagian paling atas dinding yang tidak bisa diraih tubuh mungil Natasha untuk melarikan diri.
Pandangan Natasha terjatuh pada serakan pakaian yang tergeletak hina di atas lantai. Dan ketika ia merasakan tangan seseorang dari belakang menarik perut telanjangnya dalam pelukan. Seketika Natasha terbelalak.
Apa yang telah ia lakukan?
Natasha mencoba melepaskan pelukan Michael pada tubuhnya. Tetapi tetap saja tidak bisa. Tubuhnya masih lemas dan ditambah kegiatan semalam membuat persendiannya terasa ngilu. Michael tetap mempertahankan pelukan, dan itu semakin membuat Natasha tidak suka.
"Lepaskan aku."
"Jangan pernah bilang kau menyesal telah bercinta denganku semalam."
Suara dingin dari mulut Michael berhasil membuat Natasha diam. Terlebih jemari Michael yang hinggap di dadanya teresa meremas pelan dan memainkan putingnya dengan sensual.
"Jangan munafik. Kau menyukai sentuhanku. Bahkan kau sangat menikmatinya semalam."
Sial! Natasha ingin sekali menyangkal. Namun ketika bayang erotis tentang hal gila yang ia lakukan semalam menghantui otaknya, Natasha hanya bisa mengunci mulutnya, dan mengakui bahwa ia memang menikmati apa yang Michael lakukan pada tubuhnya.
Ia bahkan ingat betul apa yang telah ia lakukan semalam. Namun saat ini Natasha merasa sangat menyesal. Seharusnya tidak seperti ini. Semua ini salah. Michael adalah iblis asing yang menyekapnya. Tidak seharunya ia menyerahkan tubuhnya suka rela untuk dinikmati Michael. Natasha masih mempunyai sosok yang dicintai. Drew suami sah nya.
Maaf, maafkan aku.
Air mata penyesalan Natasha mulai menetes dan Michael menyadarinya. Ia segera membalik tubuh Natasha secara paksa untuk melihat air mata penghinaan itu jatuh tepat di depan matanya.
"Kau menangis?" Seketika suara Michael berubah, terdengar sangat marah. "Menyesal bercinta denganku? Apa aku sehina itu di matamu?!"
Michael semakin tersulut emosi saat Natasha malah diam dan semakin menangis. Di hempaskan tubuh Natasha dengan kasar ke samping tubuhnya. Kemudian bergegas meraih pakaian yang berserakan di lantai dan lansung memakainya.
Michael kembali menatap mata Natasha yang berlinang. Jelas saja Michael marah. Semalam Natasha menariknya dan pagi ini Natasha kembali mendorongnya. Apa sebenarnya mau wanita ini?!
"Kita bahkan sangat cocok di ranjang dan kau tetap bersikap munafik berpikir kecocokan kita adalah kesalahan. Apa karena wajah sialan ini kau tidak mau menerimaku?! Jika wajah ini tampan apa kau akan menerimaku dengan sukarela. Bahkan melemparkan tubuhmu sebelum aku minta?!"
Natasha menatap Michael. Ia tersinggung dengan ucapan lelaki itu. Seolah ia akan mudah bertekuk lutut hanya karena fisik seseorang itu sempurna. Dan rela melemparkan tubuhnya. Tentu point itu sangat lah salah. Atas hak apa Michael menghakiminya seperti ini. Bukan karena fisik ia tidak sudi memberikan seluruh tubuhnya pada Michael. Tetapi karena tubuh ini memang sudah menjadi milik orang lain. Suaminya, laki-laki yang sangat ia cintai.
"Aku bukan wanita seperti itu!"
Michael berdecih. Menghina pembelaan Natasha. Jelas lelaki itu merasa Natasha hanya memandang fisik belaka. Karena Michael buruk rupa. Wanita itu bahkan tidak sudi menerimanya.
"Sudah jelas. Kau menolakku karena wajah jelekku. Tidak perlu menyangkal."
"Bukan karena itu!" Natasha mulai berteriak frustrasi. Menatap Michael dengan wajah tersakiti. "Karena aku sudah punya suami. Tubuhku milik suamiku. Bukan milikmu."
Michael terkekeh. "Suami? Sudah berapa kali ku katakan bahwa aku adalah suamimu. Tubuhmu seluruhnya milikku."
"Suamiku bukan kau. Suamiku Drew. Aku bisa mengenalinya dengan jelas. Dan kau bukan dia!"
Kedua tangan Michael mengepal di sisi tubuhnya. Ia menatap Natasha dengan tatapan terbaluti amarah. Ia benci menerima kenyataan yang terlontar dari mulut Natasha.
Dia bukan suaminya?
Natasha pasti akan mengenali suaminya.
Aku bukan dia.
Dengan emosi yang masih melekat di wajahnya. Michael bergegas berjalan keluar membanting pintu secara kasar. Meninggalkan Natasha yang semakin menangis di dalam kamar.
***
Natasha terduduk gelisah di atas ranjangnya. Setelah Michael pergi dari kamar ini rasa bersalah mulai menggelayuti hatinya. Terlalu kasarkah ia pada hati Michael? Lelaki itu bahkan langsung pergi tanpa membalas argumennya sedikit pun.
Tubuh Natasha saat ini sudah bersih sehabis mandi. Pakaiannya wangi. Dan seprei yang semalam banyak berceceran s****a mereka kini sudah tergantikan dengan seprei baru.
Pelayan Michael yang menggantinya dan memberikan pakaian ganti untuknya. Namun sampai saat ini lelaki itu tidak kujung datang kembali?
Sepertinya Michael benar-benar marah.
Cklek
Natasha menoleh terkejut saat pintu kamarnya dibuka. Menatap Logan yang kini berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi makanan.
"Saatnya makan siang Nona."
Tidak biasanya. Natasha sedikit heran. Jika waktu makan siang Michael akan selalu memaksa untuk menyuruhnya makan bersama di meja makan. Mengapa saat ini Logan yang mengantarkan makanan itu ke kamarnya?
"Di mana Michael?"
Logan menaruh nampan di atas nakas. Lalu menatap Natasha. Tatapan Logan tidak pernah lembut ke arahnya. Seolah lelaki itu tidak cukup menyukai keberadaannya.
"Tuan Michael sedang istirahat."
Mendengar itu Natasha tidak mau mengajukan pertanyaan lagi. Mungkin jawaban itu sudah cukup untuk menghilangkan rasa penasarannya.
Logan terlihat belum beranjak. Sepertinya pria paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu. Kening Natasha mengernyit. "Ada apa?"
"Saya mohon. Jangan menyakiti Tuan Michael."
"Apa maksudmu?" tanya Natasha tidak mengerti. Siapa yang menyakiti di sini?
"Selama ini hidup Tuan Michael tidak berjalan mudah. Jika Nona tidak mencintainya sedikitpun. Tolong berpura-pura lah mencintainya. Demi kebaikan Tuan Michael."
Kening Natasha semakin mengerut. Apa pria ini gila? Kebaikan untuk apa? Apa mereka berdua sama-sama tak waras. Memaksa orang lain untuk menjadi boneka di atas kehendak mereka.
"Kau pasti seorang ayah. Bagaimana jika kejadian yang menimpaku menimpa putrimu juga. Seharusnya kau membebaskan aku. Bukan malah menyuruhku untuk berpura-pura mencintainya."
"Saya hanya takut Tuan Michael akan melakukan hal buruk lebih dari ini, Nona." Logan hanya takut emosi Michael semakin naik, dan menyebabkan hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Tuan Michael tidak akan sejahat itu jika Nona mau belajar untuk menerimanya. Tuan Michael sangat mencintai Nona."
Setelah mengatakan itu Logan memutuskan untuk pergi. Membiarkan Natasha mencerna kata-katanya seorang diri.
Dan benar, sedetik kemudian Natasha terlihat diam memikirkan kata yang barusan Logan lontarkan.
Cinta?
Bukankah cinta tidak seperti ini. Menurut Natasha ini bukan cinta. Hanya sebatas obsesi gila seorang kaya Raya yang ingin memiliki semuanya.