122. Bonus 8 - Ciara: Tidak Baik-Baik Saja

1554 Kata

"Papa terima lamarannya om itu?" Saking apanya coba Ciara menyebut cucu dari Mbah Abian Lorenzo dengan embel-embel om. "Cici nggak mau, ya, Pa. Kalau Papa udah telanjur nerima, Cici kabur loh nanti--aw!" Dapat cubitan maut dari mama. "Sembarangan aja bilang kabur!" Bibir Ciara maju. Biasa, kalau sedang kesal memang begitu. Manyun-manyun nggak penting. Malam ini adik sudah tidur, sisa mama dan papa, juga Ciara yang protes atas praduganya sendiri. Ciara pikir, dipertemukannya dia dengan saudara jauhnya itu adalah kepastian bahwa lamaran gerangan papa terima. Guntur letakkan ponselnya di meja, baru cek email yang diminta Langit. "Kelihatannya diterima memang?" "Ya, nggak tahu. Makanya ini Cici nanya, Papa terima?" Kian besar, Ciara semakin mirip Asya. Itu kalau kata Guntur. "Dia map

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN