"Pak Saga itu beneran kakak kamu, ya?"
Mendelik, Selat memicing. Meletakkan pensil di meja dan menghentikan kegiatan dalam menyalin jawaban dari buku Cici.
Kelas mendadak sibuk. Murid mandiri dan cerdas sibuk mengisi soal-soal pemberian guru dengan cermat, sedang murid pemalas sibuk hilir mudik mencari sumber contekan. Salah satunya Selat, untung Cici baik.
"Kenapa emang?"
Selat numpang duduk di tempat teman sebangku Ciara, sedang pemiliknya tengah nangkring di bangku lain.
"Nanya aja." Ciara mengedikkan bahunya.
Selat makin menyipit.
"Serius, aku cuma nanya."
Yang Selat ketukkan ujung pena ke kerudung Ciara hingga kain itu lepek di bagian hasil ketukkannya.
"Oke, percaya. Tapi mumpung inget dan mumpung lagi bahas abang, dia itu satu-satunya cowok yang haram kamu sukai, ya, Ci. Ha
