"Ya Allah, papa aku posesif banget. Masa udah gede gini hape aku dipatroli, sih? Papa nggak percaya sama aku apa, ya? Mau nyebelin, tapi itu orang tua." Dengan lirih, Ciara mengutarakan kekesalannya di teras masjid selepas salat Duha. Di situ sepi, makanya Ciara berani. Oh, benar. Ciara selalu menyempatkan diri untuk salat Duha di kala kelasnya tak ada guru. Kali ini Ciara membawa ponsel karena sekalian ingin tahu apa yang papa lakukan pada ponselnya. Hitung-hitung sambil pakai sepatu. Yang ternyata, papa memblokir nomor Selat. Ciara tak habis pikir. Tentu, dia buka lagi blokirannya. "Itu tandanya beliau sayang sama kamu." Tersentak, Ciara menoleh. Ada Pak Saga di sebelahnya yang sama-sama sedang memakai sepatu, dengan jarak lima petak keramik. "Maaf ... Bapak bicara sama aku?" "Se