Tepat pukul 10 malam, Ciara terbangun selepas tadi dia ketiduran. Ciara pun menoleh ke sisi kirinya. Oh, sudah pulang ternyata, entah kapan dan tahu-tahu Ciara melihat punggung Pak Saga. Perih, seperti ada luka yang tersiram air di hatinya ketika Pak Saga tidur memunggungi. Namun, agaknya Ciara merasa lega, setidaknya suami sudah di rumah. Ciara pun perlahan beranjak, dia haus. Jilbabnya dia benahkan. Pelan sekali, Ciara takut mengusik tidur Pak Saga yang entah kapan ada di sini. Ciara melenggang dari kamar itu, menutup pintu, tanpa tahu bahwa detik berikutnya Saga berbalik, tak benar-benar terlelap, Saga pun menghela napas pelan. Tadi kata mama, Ciara sudah makan dan menghabiskan makanannya. Kata mama, Ciara nggak mau masuk kamar dengan alasan sedang menunggu Saga yang mungkin sebentar