96. Guntur - Asya, Asya

1786 Kata

"Maaf ...." Guntur pun menoleh, ini hari kepulangan Asya, tentu tanpa bayi yang memang sudah berpulang lebih dulu ke pangkuan penciptanya. Air mata Asya jatuh lagi, terisak menatap pada boks bayi dan segala apa di dalam kamar ini. Asya menutup wajahnya, pilu. Guntur hampiri, tadi dia sedang merapikan semua barang Alif untuk dibawa ke mana saja asal tak di sini sebab tangis Asya tak kunjung reda tiap kali melihatnya. "Ssst ... bukan salah kamu, kok. Nggak ada yang nyalahin kamu juga, Sya. Jangan merasa bersalah," balas Guntur, dia peluk Asya. Namun, di situ tangis Asya tetap berlangsung tanpa jeda. Setia menangisi kepergian bayinya, entah sampai kapan momen pilu itu akan bertakhta. Guntur usap punggung Asya, menguatkannya. "Tadi aku denger ...." Diselingi isak tangisnya, Asya lanjutkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN