Lepas hujan-hujanan, harusnya Pak Saga yang sakit karena dia tidak pakai jas hujan. Namun, pagi itu ... yang terasa remuk justru tubuh Ciara. Dia meringis, dan suara ringisannya itu mengundang tatapan cemas dari Sagara. "Masih sakit?" Lembut sekali, pun suara khas bangun tidur, secemas raut wajahnya, ucapan Saga pun terdengar amat mengkawatirkan Ciara di sebelahnya. Kuat-kuat Ciara pegang ujung selimut, menutupi segala apa yang terekspos tadi malam. Oh, ya ampun! Wajah Ciara merah padam, tak berani balas menatap suami. Ya, sudah selayaknya Ciara menyerahkan ini, mungkin harusnya sejak awal menikah, tetapi Ciara baru bisa ikhlas akhir-akhir ini atas pernikahannya dengan Pak Saga. Jadi, .... "Boleh Abang lihat? Kayaknya masih sakit." Benar-benar khawatir. Ciara melotot detik itu. "Ya,