Bab 54. Bukan Prioritas

1708 Kata

"Semoga semua kerjaan ini kelar sebelum gue jemput Keisya pulang sekolah!" gumam Firdaus yang sesekali mengumpat pelan karena dihadapkan banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan setelah sempat terbengkalai berhari-hari. Siang itu langit-langit kantor menjulang tinggi, cahaya matahari siang menyelinap lewat kaca jendela besar yang membentang di belakang meja kerja Firdaus. Suara keyboard dan notifikasi email berpadu dengan dering telepon yang tak henti-henti, menandai hari yang sibuk di kantor pusat. Di balik tumpukan berkas kontrak dan proposal, Firdaus duduk tegak dengan ekspresi serius, jarinya sibuk mengetik balasan email penting dari mitra luar negeri. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pelan di pintu yang seketika mengalihkan fokusnya. "Masuk!" ucap Firdaus tanpa mengalihkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN