Kanaya benar-benar mengurung dirinya di dalam kamar yang pernah Revan tempati. Ia benar-benar menangis seperti anak kecil. Bukan sekedar menangis tanpa suara, tapi dia menangis meraung seperti anak kecil. Tidak ada yang menyadari, jika saat ini Kanaya sangat menyesali keputusannya. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena ia menerima ajakan Nita untuk bertemu, beberapa jam sebelum ia bertemu dengan Revan. Beberapa jam sebelumnya,,,, Seseorang yang menghubunginya pada siang itu, adalah Nita. Suara yang sangat ia kenali. Nita tidak bersikap seperti biasanya, tapi justru suara Nita terdengar sangat putus asa. Dia mengajak Kanaya bertemu di salah satu kedai kopi, setelah Kanaya pulang kerja. Langkah Kanaya sempat terhenti begitu ia melihat sosok perempuan yang tengah menunggunya di pojok sal