Matahari baru saja menampakan dirinya, memancarkan sinarnya menembus cakrawala. Desiran angin berhembus menggoyangkan dedaunan dan menjatuhkan helai daun yang rapuh. Deru suara mesin mobil memecahkan keheningan. Revan mengenakan setelan baju serba hitam, tak lupa ditambah kacamata hitam yang menutupi matanya yang mulai berkaca- kaca . Helaan nafas berat mengiringi langkah kakinya. Ia berjalan menyusuri hamparan luas tanah yang ditumbuhi rumput hijau, memanjakan sejauh mata memandang, sangat indah. Namun, tempat indah ini justru menjadi tempat dimana pemilik hatinya membawa sebagian hatinya, ikut terkubur dengan jasad sang kekasih. Revan sengaja memilih tempat yang berada di dataran paling tinggi, dengan pohon pinus yang mengelilingi pusaran kekasihnya. Tak lupa kali ini ia membawa satu