"Le–lepaskan, mengapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku? Akh!" pekik perempuan dengan nomor 15 yang terukir di bajunya. Ia mencoba melepaskan cekikan lelaki di hadapannya yang memberikan tatapan nakal sekaligus ingin membunuh. "Hihihi … Pota baru saja berkata kepada kita, jika kita bertemu dengan lawan jenis yang bukan merupakan pasangan kita, maka kita … hihihi …," sahut lelaki dengan nomor 28 dengan air liur yang mulai menetes di sudut bibirnya. Matanya menelusur dari ujung rambut hingga kaki, melihat betapa indahnya tubuh perempuan di depannya. Lelaki nomor 28 mendekatkan wajah ke telinga gadis nomor 15, lalu berbisik pelan, "bagaimana kalau kita bersenang-senang dulu sebelum kau kubunuh, Heum? Bukankah kau ingin mati dengan damai dan terpuaskan? Aku yakin, adik kecil di bawah sa