Diceraikan Atau Dimadu

929 Kata
Sayang, bagaimana ini? Adi ingin bertemu denganku?" tanya Reina pada sang suami. "Terima saja, buat dia mabuk lalu kita buat foto indah supaya sang istri kebakaran jenggot," titah Rendy. "Baiklah sayang, terima kasih, kamu memang luar biasa," puji Reina. Reina lalu mengetikkan pesan supaya Adi menunggunya di sebuah kelab malam. Adi tersenyum saat membaca pesan dari Reina. "Ternyata pesonaku masih lebih kuat dibanding suaminya, buktinya, Reina menyetujui ajakanku," gumam Adi dengan pedenya. Tak butuh waktu lama, Reina dan Adi datang bersamaan, dan hal ini, tentu tidak lepas dari kamera Rendy. Disana, Adi mengeluarkan segala keluh kesahnya. Lelaki itu bahkan terang terangan membandingkan istrinya saat ini dengan mantannya yang dulu. Kesempatan ini, tentu tidak akan disia siakan oleh Reina dia sudah merekam semua omongan Adi tadi. "Sayang, kalau kamu menyesal menikahi istrimu, kenapa tidak kamu ceraikan saja dia?" tanya Reina seraya mengusap kepala Adi. "Hehehe, itu sudah ada dalam otakku, aku ini lelaki berhasrat tinggi, aku akan menceraikan dia saat aku sudah mendapatkan penggantinya. Untuk saat ini, aku masih memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan batinku," kata Adi setengah mabuk. "Gimana kalau kita menghabiskan malam ini bersama?" tanya Reina. "Dengan senang hati aku akan mengabulkannya sweathearth," jawab Adi. Lelaki tampan itu membawa Reina ke kamar yang memang sudah disediakan oleh klub malam itu. Namun sayang, dalam sekejap, Adi sudah tumbang tak sadarkan diri. "Saatnya beraksi," kata Reina. Rendy pun masuk ke dalam dan merekam apa saja yang dilakukan oleh Reina. Dia merekam dari belakang seolah olah mereka sedang tidur bersama. Bahkan Reina pura pura mendesah supaya adegan mereka terlihat nyata. "Sempurna," kata Rendy setelah mematikan kameranya. "Oke, saatnya kita tunjukkan pada Anya sialan itu," sahut Reina. Tak lama, video berdurasi 30 menit sudah terkirim di hape Anya. Wanita yang masih belum bisa memejamkan mata itu pun segera mengambil gawainya. Matanya membola, dia menutup mulutnya dengan tangan sambil terisak. Hatinya sakit saat melihat Adi tidur dengan wanita lain. "Kamu jahat Adi, kamu jahat, kenapa kamu lakukan hal ini padaku?" teriak Anya. Wanita itu pun mengamuk, dia bahkan menghancurkan semua isi kamarnya. "Berengsek kamu Adi, sialan kamu, akan aku balas perbuatanmu," teriak Anya sambil mengusap air mata yang tidak pernah berhenti menetes. Esoknya, Adi terbangun, dia melihat tubuhnya yang polos tanpa selembar benang pun. Lelaki itu tersenyum manis, meski mabuk, dia masih ingat kalau dia mengajak Reina ke kamar ini. Cuma, dia lupa, dia sempat melakukan itu atau tidak dengan Reina. Adi melihat ke bawah. "Ahh ternyata belum sampai, kenapa juga aku mabuk tadi malam, tau gitu, aku kan bisa merasakan nikmatnya tubuh Reina," gumam Adi. Adi tidak pulang, begitu selesai membersihkan diri, lelaki itu pun langsung menuju ke kantornya. Dia sengaja mengabaikan panggilan dan juga pesan dari sang istri yang terus saja mengganggunya. "Maafkan aku Anya, tapi perasaanku padamu sudah berubah saat aku mengetahui kamu berselingkuh di malam pengantin kita," gumam Adi seraya menatap layar hapenya yang terus menyala. Adi kembali melanjutkan pekerjaannya, dia harus fokus karena proyek yang sedang dia jalani ini adalah mega proyek, jangan sampai dia salah langkah. Karena kalau salah bukan hanya kehilangan pekerjaan, dia juga harus mendekam di balik jeruji besi. Bruak Pintu dibuka dengan kasar oleh Anya. "Darimana kamu semalam? Kenapa telepon dan pesanku tidak kamu jawab," omel Anya pada sang suami. "Semalam aku ada menemani klien ke klub malam, karena mabuk, aku akhirnya tidur di hotel. Dan sekarang aku sedang sibuk bekerja," kata Adi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya. "Heh, kamu memang mabuk, kamu juga tidur di hotel, tapi kamu tidak sendirian. Kamu bersama wanita lain kan, jawab Adi!" teriak Anya. "Ohh, kamu sudah tahu rupanya, memangnya kenapa kalau aku tidur dengan wanita lain, kamu juga tidur dengan lelaki lain di malam pengantin kita, jadi, kita impas kan," kata Adi dengan entengnya. Deg Jantung Anya berdegup kencang, darimana Adi tahu kalau dia tidur dengan lelaki lain malam itu. Anya segera menutupi kegugupannya karena tak ingin ketahuan oleh Adi. "Apa maksud kamu, kamu berniat membalikkan keadaan? Kamu yang berselingkuh, sekarang malah kamu menuduhku?" ujar Anya tak percaya. Adi membalikkan laptopnya, dia lalu memutar video kiriman seseorang yang tidak dia kenal beberapa waktu lalu. "Lihat ini baik baik!" titah Adi. Anya menutup mulutnya, dia tidak menyangka kalau selingkuhannya merekam semua yang mereka lakukan dulu dan mengirimkannya pada Adi. "Jadi, sekarang, siapa yang berselingkuh duluan? Aku atau kamu hah! Jawab!" bentak Adi. "Aku bahkan rela menceraikan Reina, dan menggugurkan kandungannya supaya aku bisa bersama kamu, tapi apa balasannya? Kamu malah berselingkuh dariku, bahkan sampai hamil." Anya tak bisa berkata kata lagi, semua kebusukannya telah diketahui oleh Adi. Kini, dia harus kembali meyakinkan lelaki ini supaya tidak menceraikannya. Anya pun berlutut di hadapan Adi. "Aku minta maaf Adi, saat itu aku khilaf, tapi semenjak kita menikah, aku sudah tidak pernah berbuat seperti itu lagi. Malam itu adalah yang terakhir aku melakukan kebodohanku," aku Anya. "Berdirilah, aku tidak sudi disembah oleh wanita sepertimu. Sekarang, pergi dari sini kalau kamu masih mau menjadi istriku, dan mulai saat ini, jangan pernah lagi campuri urusanku," kata Adi. "Adi, please maafkan aku, aku akan menuruti semua keinginanmu asalkan kamu memaafkanku," pinta Anya. "Pergi dari sini, sebelum kesabaranku habis," sentak Adi. "Tidak Adi, aku tidak akan pergi sebelum kamu memaafkanku," kekeh Anya seraya memegang kaki Adi. Adi lalu berlutut. "Kamu mau maafkan?" tanya Adi dengan seringainya. Anya lekas mengangguk. "Baiklah, besok pagi, aku akan menikah lagi dengan sekretarisku yang cantik dan seksi itu, mau atau tidak, kamu harus datang memberikan tanda tanganmu sebagai tanda restu," kata Adi. Anya mendongakkan wajahnya, matanya sudah penuh dengan air mata yang siap terjun di pipi mulusnya. Dia bingung, harus mengangguk atau menggeleng karena semuanya terasa sulit untuk dia jalani
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN