"Berikan dia padaku," pinta seorang lelaki.
"Siapa kamu berani beraninya memerintahku?" teriak Adi.
"Aku seorang dokter, bukankah wanita ini pingsan. Dia butuh pertolongan dokter," ujar lelaki itu.
Adi tampak berpikir, kalau memang alergi Reina kambuh, dia memang harus segera dibawa ke dokter.
"Biar aku bawa dia sendiri ke rumah sakit," kekeh Adi.
Dia masih ingin membuktikan wanita ini benar benar Reina mantan istrinya atau bukan.
Lelaki itu pun tersenyum. "Silahkan Anda bawa dia ke dokter sendiri, tapi dari sini rumah sakit masih jauh, jika wanita ini tidak tertolong. Anda akan dituntut karena menghalangi dokter memberi dia pertolongan pertama."
Adi segera memberikan Reina pada lelaki yang tak dia kenal tadi. Lelaki itu pun segera membawa Reina masuk ke dalam mobil. Adi mengikutinya dari belakang. Lelaki itu kemudian menyuntikkan obat pada lengan Reina.
Tak lama kemudian, Reina akhirnya terbangun, dia bernafas lega ketika melihat suaminya ada di depannya.
"Terima kasih sayang," peluk Reina pada suaminya.
"Sayang?" tanya Adi.
Reina melepaskan pelukannya, dia kaget melihat mantan suaminya ada disana.
"Kenapa Anda bisa ada disini?" tanya Reina.
"Tolong jawab pertanyaan saya Nona," pinta Adi.
Reina pun mencium pipi suaminya. "Kenalkan Tuan, dia adalah Rendy suamiku," ujar Reina.
Rendy pun mengulurkan tangannya pada Adi. Setelah berjabat tangan, Adi memperhatikan Rendy dari atas hingga ke bawah.
"Kamu tidak salah milih dia? Wanita yang kamu jadikan istri ini dulunya gendut dan juga jelek. Apa kamu tidak malu?" ledek Adi.
"Jelek? Anda buta atau rabun Tuan?" Rendy tak mau kalah.
"Kamu kuat berdiri sayang?" tanya Rendy pada sang istri.
Reina pun mengangguk. Wanita cantik itu pun digendong oleh suaminya keluar dari mobil. Reina sudah berdiri di hadapan Adi.
"Coba lihat baik baik Tuan, jika perlu pakai kacamatanya," ledek Rendy.
"Istriku, meski memakai blazer dan juga celana panjang masih terlihat seksi," tegas Rendy.
"Putar sayang," titah Rendy pada sang istri. "Stop, berhenti."
Rendy pun berbisik, "coba kamu lihat bo*ong dan da*anya, lalu kamu bandingin sama istri kamu, lebih seksi mana coba."
Adi menelan ludahnya, apa yang dikatakan oleh Rendy benar. Reina terlihat sangat sangat seksi sekarang ini.
"Ya Tuhan, aku bisa gila kalau begini," batin Adi.
"Reina yang di hadapanmu ini, bukanlah Reina mantan istrimu dulu, karena Reina yang sekarang, adalah Reina Baskoro, istri Rendy Baskoro. Camkan itu," tekan Rendy.
"Ayo sayang, kita pulang," ajak Rendy pada sang istri.
Mereka pun pergi meninggalkan Adi yang termenung sendirian. Adi memandang kepergian keduanya. Dia sangat yakin kalau wanita itu adalah Reina, mantan istrinya.
Reina dan Rendy kini sudah berada di rumah sakit. Rendy ingin memastikan keadaan sang istri. Dokter yang memeriksa Reina kemudian memberikan obat untuk diminum.
"Lain kali, kalau sudah terasa kambuh alerginya segera dibawa ke rumah sakit ya bu, takutnya terjadi komplikasi," ujar Dokter itu.
Reina hanya mengangguk saja. Setelah mengambil obat, Rendy mengantarkan sang istri pulang ke apartemen terlebih dahulu. Barulah setelah itu, dia kembali ke kantor.
"Oh iya, apa kamu sudah mengabadikannya?" tanya Reina pada sang suami saat mereka sudah berada di apartemen.
"Sudah, nih kamu cari sendiri," ujar Rendy seraya memberikan gawainya.
"Baiklah, terima kasih sayang," ujar Reina.
"Aku harus balik ke kantor. Kamu tidak apa aku tinggal sendiri?" tanya Rendy.
Wanita cantik itu pun menggeleng. Dia masih asyik mengitak atik gawai suaminya. Dia pun mengirimkan beberapa foto dirinya saat ditangkap oleh Adi tadi.
"Rasakan itu, kamu harus merasakan bagaimana kalau melihat suamimu mesra dengan wanita lain," gumam Reina.
Setelah mengirim banyak foto, wanita itu pun tersenyum licik. Dia lalu menaruh gawai suaminya di nakas.
Sementara di rumah mewah milik Adi. Anya yang baru saja terbangun langsung membuka hapenya. Matanya membola seketika saat melihat banyak foto suaminya dengan wanita yang wajahnya sedikit di blur tengah beradegan mesra.
"Kurang ajar kamu Adi, sudah pelit, masih berani selingkuh, lihat saja nanti," gumam Anya seraya meremas gawainya.
Sore harinya, Adi yang baru saja pulang langsung disambut oleh Anya dengan mata melotot sambil berkacak pinggang.
"Ada apa?" tanya Adi bingung.
"Siapa wanita itu?" Anya balik bertanya.
"Wanita apa?" Adi pun bingung dengan pertanyaan istrinya.
"Siapa yang saat ini menjadi selingkuhanmu? Apa sekretarismu?" tuduh Anya.
"Apa apaan sih, kamu jangan menuduhku sembarangan," bentak Adi.
"Lihat ini, jangan kamu pikir meski aku ada di rumah, aku tidak tahu kelakuan b***t kamu," amuk Anya seraya menunjukkan gawainya.
Adi melihat foto foto yang ada di hape istrinya. Dia berpikir, siapa yang mengirim fotoku bersama Reina tadi. Adi pun menatap tajam istrinya.
"Kamu memata mataiku? Kamu tidak percaya padaku?" sentak Adi.
"Bagaimana bisa aku percaya dengan laki laki playboy sepertimu. Bahkan kamu mengkhianati istrimu dan berhubungan denganku. Jadi, tidak menutup kemungkinan kamu juga akan berselingkuh kembali," tuduh Anya.
Adi tersenyum sinis. Dia tidak menyangka kalau sang istri tidak menghargai kesetiaannya selama ini. Padahal, dia tidak pernah menuntut apapun pada Anya. Dia juga menerima semua kekurangan Anya.
"Sebenarnya, aku tidak berpikiran untuk selingkuh, tapi ... Karena kamu menginginkannya, baiklah, akan aku wujudkan ucapanmu, aku akan menjalin hubungan dengan rekan bisnisku yang jauh lebih cantik dan seksi dari kamu. Dan jika aku sudah mendapatkannya, siap siap saja kamu aku tendang sama seperti aku menendang Reina," ucap Adi kemudian pergi meninggalkan rumahnya.
"Adi, Adiii, kamu tidak bisa menyamakan aku dengan Reina yang jelek dan gendut itu. Adiii," teriaknya.
"Adi, kenapa kamu jahat banget, dimana semua cinta yang dulu pernah kau agungkan? Kenapa hanya dengan melihat dia kamu sudah berpikir untuk meninggalkanku? Apa aku sekarang sudah tidak cantik lagi?" tanya Anya pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Adi yang tengah kesal, nekat menghubungi Reina, dia bahkan tidak peduli jika suami Reina ada bersamanya saat ini.
"Rei, bisakah kita bertemu? Aku merindukanmu?"