“Apanya yang indah, Pak?” tanya Jessica.
“Hmm ... itu, putih kenyal dan lembut banget. Kaya kue moci,” gumam Sean tanpa sadar.
“Bapak mau liat?”
“Haah ... apa?? Eh enggak ... mana yang harus saya tanda tangani?” tanya Sean segera mengalihkan perhatian.
Jessica tersenyum pada Sean, “Ini, Pak.”
Tangan Jessica yang terjulur menunjuk bagian mana yang harus di tanda tangani Sean pada berkas itu mencoba untuk menggoda tangan Sean. Dia menggerakkan jari telunjuknya untuk mengusap lembut tangan Sean.
Sean melirik sebentar tapi tidak menolak. Sepertinya Sean memang belum sepenuhnya mencintai Kevia. Doa masih bisa di rayu meskipun hanya akan menjadi gundik saja.
“Eh Jess, bisa ambilkan berkas yang ada di atas meja itu?” pinta Sean yang sambil menunjuk ke arah meja tamu yang ada di belakang Je
